Mas Anto mengajakku lagi ke pulau, dia bilang mau
ngentotin aku di tepi pantai. “Emangnya bisa mas”, tanyaku. “Ya bisa aja Nes,
sekarang ada bagian pantai yang banyak ditanami pepohonan kecil sehingga agak
tertutup”, jawabnya. Aku ya mau aja, terbanyak nikmatnya dientot diudara
terbuka, ditepi pantai lagi. Aku belum pernah merasakan sensasi dientot
dipantai. Sesampai dipantai, aku segera mengenakan bikiniku dan bersama mas
Anto yang hanya memakai celana pendek gombrongnya menuju ke tempat yang
dimaksud. Hari itu hari kerja, dipulau gak ada tamunya. Tetapi sesampainya
dipantai kulihat ada bule bersama cewek abg. Abgnya montok dan seksi sekali
berbalut bikini minim. Gak lama kemudian keduanya sudah bertelanjang bulat.
“Mas ada orang”, kataku. “Gak apa, sibule pasti mo
ngentotin abg nya juga, kan kita gak saling mengganggu”, jawabnya. “Nes kamu
telanjang juga deh kaya abgnya sibule”, kata mas Anto. Aku gak menjawab tapi
langsung menyebur ke air yang jernih. Kena air, maka bikiniku yang tipis tidak
dapat menutupi apa yang seharusnya ditutupi. Pentilku yang besar dan jembutku
yang lebat berbayang dibikiniku. Mas anto napsu sekali melihat itu, segera aku
dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa
keras sekali, digesekkannya ke pantatku. “Mas dah napsu ya”, godaku. “Siapa
yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini”, jawabnya sambil terus
meremas toketku. Pentilku diplintir2nya dari luar bra bikini yang sudah kuyup
itu. Napsuku pun naik diperlakukan seperti itu. “Nes, lepas aja ya bikini kamu,
kan sama aja gak pake apa2, kamu pake bikini aja semuanya udah kelihatan”,
katanya sambil menarik tali pengikat bikini di leherku. Segera terbukalah
toketku, segera diremes2nya lagi dengan penuh napsu. “Mas, aah”, erangku makin
terangsang. Gak lama kemudian pengikat cdku diurainya juga sehingga akupun
bertelanjang bulat. Celana gombrongnya kutarik sehingga mas Antopun sudah
bertelanjang bulat pula. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna,
mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya.Aku berbaring telentang diatas
anduk lebar yang dihamparkan mas anto dipasir putih. Paha kukangkangkan
sehingga nonokku yang berwarna merah kehitaman merekah mengundang kontol mas
Anto untuk segera memasukinya. Mas Anto mengurut kontolnya yang sudah ngaceng
berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yg sudah mengencang itu. Aku
menjadi makin bernapsu kerika dia meraba nonokku dan mengilik itilku. Aku
meraih kontolnya dan kukocok pelan. “Mas geli, enak”, erangku sambil
mempercepat kocokan pada kontolnya. Kulihat ke arah pasangan bule itu, ternyata
mereka juga sedang ngentot dipasir pantai, aku makin terangsang saja. Kuremasi
toketku sambil mengilik itilku sendiri. Nonokku sudah kuyup saking napsunya.
Dia menghampiriku, segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku.
Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnyau tak lupa
kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat. “Ufffffff enak sekali Nes…
terusin isapnya….isap yg kenceng”, mas anto mendesah2. Karena aku sudah nafsu,
dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung
lidahku memainkan lubang kencingnya. Segera mas anto memposisikan dirinya
supaya bisa menjilati dan menghisap nonokku yg sudah terbuka itu. Ketika dia
menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya ku kempit dengan
kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati nonokku. Dengan dua
jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam nonokku dan dikocok
dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Kontolnya kugenggam erat
sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Cukup lama kami saling isap dan
jilat hingga aku melihat ke arah pasangan bule itu dan ternyata mereka sedang
menyaksikan adegan kami. Kukatakan pada mas Anto kalau kita sedang diperhatikan
oleh pasangan bule itu. “Biarin aja, biar mereka terangsang melihat permainan
kita”. Bukannya malu aku malah lebih dan agresif dalam permainan ini. Kini dia
terlentang di pasir dan aku berada di antara ke dua paha nya. Aku mengisap dan
menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yg luar
biasa. Segera aja dia menarik kepalaku agar melepaskan kontolnya dari mulutku,
dan kini aku direbahkan, lalu dia menghisap pentilku sebelah kanan sambil
pentil yg satunya dimainkan denganjarinya. Aku sangat menikmati permainan ini
sambil tanganku mengilik sendiri itilku. Aku mengangkangkan pahaku dengan lebar
dan setengah kuangkat agar lebih mudah aku memasukkan jariku.“Maas,,,,,ayo
masukin kontol mas di nonok Ines dong….. Ines udah kepengen nihh..” pintaku
sambil mengarahkan kontolnya ke arah nonokku. Sambil kutuntun dia memasukkan
ujung kontolnya di nonokku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat
pantatku sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam nonokku.”Accchhhhhh…..”,
desahku. Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya tetap menancap di
nonokku. Dia menarik kontolnya sedikit keluar lalu dimasukkan dalam-dalam,
ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku
mengerang-erang keenakkan, kini dengan ritme yg lebih cepat dia menekan sekuat
tenaga hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena
nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang
keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di
nonokku.”Maas……..aaccchhhhh……I nes pengen puass dulu ya” pintaku. Tanpa
menunggu jawabannya aku lalu kini berada di atas tubuhnya, kontolnya yang
ngaceng itu kutuntun ke nonokku, lalu dengan jeritan kecil ” Aauuu…..” seluruh
kontolnya kini amblas masuk ke dalam nonokku yg semakin licin itu. Kini aku
sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama
semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi
bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku
menggesekkan nonokku maju mundur sambil kuremas sendiri toketku hingga akhirnya
aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam
merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas tubuhnya
beberapa saat.Segera mas Anto meminta agar aku berjongkok aja, posisi doggie
style adalah posisi kegemaran ku, segera aku berjongkok sambil membuka lebar
pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas nonokku yang berjembut lebat. Kini
kepala kontolnya diarahkannya ke nonokku, dengan sekali dorongan, masuklah
sebagian kontolnya ke dalam nonok ku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan
pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dengan kuat dia
mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yangg beraturan hingga aku merasa
kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula
lubang pantatku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang kontolnya di
masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil
menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam nonokku. Aku bisa
menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi
goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku “uufffgggggghhhhhhhh…. Enak Nes,
nonokmu enak banget, orang lain pasti pengen ngerasain nonokmu ini, soalnya
enak banget sihh” erangnya. “Lain kali kita coba ya, mungkin orang lain pasti
udah keluar duluan sebelum Ines puas, sahutku. “Kamu pengen ngentot sama orang
lain ?” tanyanya lagi. ” iya….. tapi mas harus ada juga disitu melihat Ines
main ama orang lain”. Jawabanku semakin membuatnya terangsang hingga dia
mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yg ada di
pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang, “Nes aku mo ngecret”, dan terasa semburan
peju hangat di dalam nonokku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2.
Apa yang kami lakukan itu ternyata di saksikan oleh bule tadi, sibule
mengacungkan ibu jarinya ketika melihat kami kini tergeletak kelelahan di pasir
pantai, mas Anto membalas dengan acungan jempol pula lalu ia tertawa. Dengan
tetap telanjang bulat kami bermain di air sambil membersihkan diri dari pasir
pantai yg menempel di seluruh tubuh kami, kami tetap di pantai itu sampai
menunggu matahari terbenam, karena dari pantai itu kami dapat menyaksikan
indahnya peristiwa alam itu, terlebih peristiwa yg baru kami alami tadi.“Nes,
kita tuker pasangan ama si bule aja, katanya kamu pengen dientot orang lain dan
aku mesti ada didekatmu. Kamu ngentot aja ama si bule dan aku ngentotin cewek
abgnya. Mau enggak”, usulnya. “Boleh, tapi mas yang ngomong ya”. Mas Anto
menghampiri si bule yang sedang berpelukan dengan cewek abgnya. Tak lama lagi
mereka menghampiri aku. “Dia mau Nes, kenalin ini Dino, dan yang ini Dini”. Aku
menyalami keduanya. “Kamu Dino de Laurentis, itu famous producer”, kataku
bercanda. “Ah bukan, I’m just a oil worker”, jawabnya. Dini memang seksi
sekali, toketnya besar dan kenceng, jembutnya juga lebat, dia masih
bertelanjang bulat sesudah dientot Dino, sementara Dino sudah memakai
celananya. Dino mengajak kami ke cottagenya, ada private poolnya katanya. Dia
orang Itali, lancar juga berbahasa Indonesia. Aku segera dipeluknya, aku
menenteng bikiniku yang belum kukenakan sedang mas Anto segera memeluk Dini,
dia juga menenteng celananya yang belum dikenakannya. Di cottagenya. Dino
segera memesan makan malam untuk kita ber 4. Aku pamit kembali ke kamarku untuk
ganti bikini. Mas Antopun ikut denganku. “Asik dong mas, Dini montok banget,
pasti mas sudah napsu banget pengen segera ngentotin Dini”, gangguku. “Iya Nes,
tapi aku juga pengen ngeliat kamu dientot Dino, pasti kontolnya lebih besar
dari kontolku. Tadi Dini yang bilang”. Aku membasuh badanku sebentar
menghilangkan bekas air laut dan pasir dan memakai bikiniku yang lebih minim
dari yang tadi. Mas Anto memakai celana gombrongnya yang lain. Ketika tiba di
cottage nya Dino, makanan sudah tersedia, lengkap dengan buah dan hidangan
penutup, juga tersedia beberapa macam minuman termasuk minuman beralkohol. Kita
makan dengan ngobrol ngalor ngidul. Dini juga mengenakan bikini lain yang tak
kalah minimnya dengan bikiniku. Beberapa kali kulihat mas Anto sudah mulai
meremas2 toket Dini, sampe Dini cekikikan. Sementara Dino santai saja, sesekali
dia memelukku sambil mencium pipiku. Sehabis makan Dino manawari minuman
alkohol, aku minum sedikit untuk menghormatinya. Setelah puas makan minum dan
ngbrol, mas Anto langsung menggelandang Dini ke kamar, meninggalkan aku berdua
saja dengan Dino di pool. “Mas, katanya mo liat Ines dientot Dino”, kataku. Dia
hanya melambaikan tangan dan terus masuk kedalam, “Have fun” katanya.Kami
berbaring didipan pool yang cukup lebar untuk berdua. Dipan itu dilapisi matras
yang tebal sehingga nyaman untuk berbaring disitu. “Kamu punya body bagus Nes”,
kata Dino. “Kata Dini, kamu punya lebih besar dari Anto punya ya”, kataku tanpa
tedeng aling2. “Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja”, katanya sambil
tersenyum. “Tidak apa-apa kok..” Dino lalu melepas celana gombrangnya, dia
sudah tidak mengenakan cd lagi. Kontolnya besar, lebih besar sedikit dari
kontol mas Anto, tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali. “Hai.. lihat ini”,
katanya sambil tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya
memegang tangan kiriku. Aku melihat kontol Dino yang besar berwarna putih
dengan kepala kontol seperti topi baja. “Kamu lihat ini dan pegang saja!” kata
Dino. “Wihh takut akhh..” desah aku dengan suara serak. “Tidak apa-apa biar
kamu tidak penasaran lagi”, katanya. Aku masih terpaku melihat kontol Dino di
samping tangannya. Dino mengambil inisiatif, langsung dia mencium pipiku
perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan dia mencium
bibirku dengan perlahan. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta
merta Dino melumat bibirku dan memasukkan lidahnya. “Emmhh..” desahku
perlahan.”Kamu suka kan Nes ngeliat aku punya” bisik Dino di kupingku. Aku
hanya mengangguk. Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan
untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kontol
itu berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang
kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak
dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin
melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng, “Aakkhh gedee
bangeet..” desahku dengan suara parau. Kemudian Dino sambil mencium telingaku
berbisik, “Kamu kocokin dong..” desahnya. Aku menuruti permintaan Dino dan
perlahan jariku meremas dan mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam
relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan kokohnya di tangan aku.
Panjangnya hampir sama dari kontol mas Anto hanya lebih besar saja. “Emmhh..
akhh..” desahnya. Sementara aku terus mengocok kontolnya, Dino pun dengan nafsunya
mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap
dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. “Akhh enak Dino..” desahku
menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulut Dino langsung mendekat ke dadaku
sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku
berganti-ganti diremasnya sehingga, “Akhh.uuff..” erangku keenakan. Wajahku
sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus
mengocok kontol Dino yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas
kontol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada
pada sekujur tubuhku. “Ooohh.. .” desahku keenakan. Tangan kananku menekan
kepala Dino ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kontol
besarnya. Dino segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan
gundukan nonokku yang ditutupi oleh jembut hitam lebat. “Kamu mulus sekali
Nes..” bisik Dino sambil tangannya mengusap pahaku. “Ahh kamuu..” aku tersenyum
keenakan. Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil
merenggangkan pahaku ketika jari-jari Dino itu mulai merayap perlahan, mengelus
dan menekan sekitar atas nonokku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma
yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. “Saya suka sekali
wanita Indonesia..” desah Dino. “Wanginya sangat merangsang sekali”, kata Dino
sambil mendesah. “Emmhh..” desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke
kanan. Jarinya mulai menyentuh belahan nonokku dan mengusap perlahan terus dari
atas ke bawah. Belahan nonokku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin
menyebarkan aroma yang membuat Dino dan aku menjadi makin terangsang. Aku sudah
melepaskan kontol nya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepala Dino,
kadang-kadang mengusap punggung Dino. Dino sabar sekali, sementara tangan kiri
terus membelai belahan nonokku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu
mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan
toketku atau mengulum bibirku. Kurang lebih 20 menit Dino telah merangsang
sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya
tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremas Dino. Dino pun menciumi seluruh
tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh
gairah. Sungguh sensasi luar biasa. Dino terus membelai belahan nonokku tanpa
dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam nonokku yang telah
terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan
dengan kaki terbuka mengangkang. Dino melihat aku sudah pasrah dan seluruh
badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2. Segera dia merubah posisi
badannya menghadap ke aku.Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan
kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku
yang mengangkang lebar dan nonokku yang telah terlihat jelas telah basah.
Kontol Dino yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan
permukaan nonokku. “Pelan2 Dino”, bisikku. “Ya, aku akan pelan2, kamu harus mencoba,
rasanya pasti beda dengan Anto punya”, desah Dino sambil mulai mengarahkan
kontolnya ke nonok ku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Dino yang
terus membelai belahan nonokku. “Saya tempelkan saja dahulu kontol ini sampai
kamu siap..” kata Dino merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku. Aku
yang keenakan lalu membiarkan Dino melanjutkan aksinya, dengan menjepit
pinggang Dino dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu
ditempelkan tepat di belahan nonokku yang telah basah. Aku merasa kontolnya
mulai secara perlahan menggeser di belahan nonokku. “Oohh.. Dino.. enaakk.. ”
erangku. “Uuuff..” desah Dino keenakan, “Yaa enakk Nes..”. “Teruss digesek dan
ditekan Dino..” pintaku. “Ya sayang..” kata Dino mulai mempercepat gesekan di
belahan nonokku. “Tekan teruuss Dino..” erangku yang makin lama semakin
keenakan. “Enaakk.. oohh.. puasin Ines Dino” desahku dengan suara yang telah
parau. Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat Dino lebih leluasa
menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan
menggesek belahan nonokku. Kulihat nonokku telah terbelah bibirnya karena
tekanan dan gesekan kontol Dino, kepala kontol Dino mulai secaraberaturan
menyentuh dan mendorong itilku. “Aahh.. aduuhh.. ennaakk”, desahku sementara
tanganku telah berada di belakang punggung Dino dan sambil menekan pantat Dino.
“Emh.. ” erang Dino menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk
ke dalam nonok ku tapi kerena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya.
“Dino.. Dino.. eeng..” aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kontol besar
itu. Aku mendorong dan menarik pantat Dino sedangkan posisi kepala kontolnya
melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba
untuk terus menerobos liang nonokku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran
kontol sebesar Dino. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak
tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang, “Ahh..” “Nes.. akhh”,
desah Dino meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat
menerobos masuk ke dalam nonokku. Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata
karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Dino terus melanjutkan aksinya
dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kontol Dino terus berusaha
menekan nonokku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik
kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik. “Uuff.. ” desah Dino sambil
terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat . Kepala
kontol Dino terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar
bibir nonokku. “Akhh.. engg.. aakhh” aku mencengkeram pantat Dino kuat-kuat dan
akibat sundulan kepala kontolnya, “Oohh.. akuu..nyampe Dino.. uuff.. aahh..
enaak..” erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukan Dino.
Dino merasakan siraman cairan hangat dari dalam nonokku yang terus mengalir
membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kontol itu menjadi mengkilap dan
basah. “Kamuu.. nyampe ya Nes.. ” desah Dino dengan nafas berirama, nafasnya
terdengar keras. “Eeennakk.. oohh Ines.. puaass”, aku terus mengerang karena
terus merasakan sundulan kepala kontol Dino di dalam nonokku . Ternyata hanya
sebatas leher kepala kontol Dino yang dapat terbenam di dalam nonokku dan
terasa terus menggesek dinding nonokku. “Teruss.. Dino.. tekan teruuss.. oohh..
benar enak.. ahh..” aku tersenyum puas melihat Dino masih terus berusaha
memberikan rangsangan di sekitar dinding nonokku. Dino melihat aku tersenyum
dan ikut tersenyum puas. “Kamu puass.. Nes. enak.. kan..” senyum Dino sambil
menjilat bibirnya sendiri.“Biar kamuu.. lebih puaas Nes..” kata Dino sambil
terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang nonokku. Terdengar bunyi,
“Sleepp.. ahhkk.. brreet..” rupanya nonokku terus semakin basah dan semakin
licin untuk kontol Dino yang terjepit di nonokku. “Gilaa.. kamuu rapat sekali
lubangnya.. uuffhh.. susah.. Nes.. untuk masuk..” Dino penasaran sekali dengan
nonokku yang terlalu sempit. Gila memang, kontol Dino yang besar itu berhasil
menggelosor keluar masuk di nonokku. Posisiku sudah ditindih oleh badan Dino.
Sementara Dino menaik-turunkan pantatnya berirama. Kontol Dino yang besar dan
panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam nonokku, sementara gerakannya
makin lama semakin lincah karena nonokku terus mengeluarkan cairan yang membuat
kontol Dino terus dapat menerobos dinding nonokku. “Aakkhh.. eennak..
teruuss..tekan..sayang… Ines mau kontol gedee.. ahh enaaknya ngentot..” aku
kelojotan dihujami kontolnya walaupun belum semua kontol Dino masuk menembus
nonokku. Tangan aku terus memberikan remasan dipantat Dino dan kadang menekan
pantat itu ke bawah. “Kamuu kuat.. akua.. nonok kamu masih sempit.. sayang..
oohh..nikmatnya.. nonok.. kamuu.. enak.. adduuhh kontol sayaa..dijepit aah enak..
haa.. haa.. mhh.. ennak..” Dino tersenyum melihat aku merem-melek keenakan.
“Sleep.. poof..breett.. aahh..” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar
dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam nonokku.
Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke dalam, pada saat menekan terakhir
pantat Dino memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat
lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku
hanya dapat memegang punggung Dino dan sekali menjambak rambut Dino. Sementara
nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan
panjang. Dengan gerakan itu Dino telah melakukan gerakan menghujamkan nonokku
yang sempit dan basah. Terlihat bibir nonokku tertarik keluar dan terdorong
masuk mengikuti gerakan kontol Dino. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat
telah membasahi badan kami berdua.“Kamuu berbalik.” desah Dino, lalu Dino
menarik kontolnya, terdengar bunyi “Plooff..” dan aku mengambil posisi
menungging (gaya anjing). Bibir nonokku dengan jelas telah terbuka sehingga
terlihat cairan di pinggirannya. Dino mengambil posisi tepat di belakang
pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu,
sedikit demi sedikit Dino mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan nonokku
dan terus menggesekkan kepala kontol tersebut ke atas dan ke bawah belahan
nonokku. “Aahh.. ennaak.. Dino..” desahku terpejam. “Nikmatnya kontol kamuu..
enak.. Dino..” setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah.”Masukin
Dino.. Ines mau ngentot.. yang enak.. aahhk”, dengan sedikit hentakan kepala
kontol Dino mulai menerobos dinding nonokku. Perlahan melakukan gerakan maju
mundur dan makin lama semakin cepat. Kontol Dino sebagian sudah tenggelam di
dalam nonokku. “Ahhk.. uuff.. enaak.. oohhkk.. yaa.. teruus.. haak!” Dino
mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku. Dino memegang
pinggulkusambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam dinonok ku.
“Hee.. aakhh.. okh..” nafas Dino memburu dengan cepat sementara gerakan
kontolnya di dalam nonokku terus keluar masuk dan kadang berputar seperti
mengebor nonokku. “Akhh.. eennak.. giila..aduh….kontol kamu mentook.. mmffhh..
yaa terus..” erangku. “Ines.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa.. mmffhh..puas,
kamu.. kuat aakh..” Dino terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke nonokku.
Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kontol Dino
mentok di dinding rahimku. “Ines keluarr lagi.. Dino.. aahk enak..” erangku
terpejam.Telah 20 menit Dino memainkan kontolnya di dalam nonokku, keringatnya
telah menetes ke punggungku. Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas
gigitan Dino, tiga di pundak dua di leher belakang aku. Sungguh buas si Dino
ini kalau sedang ngentot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan
menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku
benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke
matras, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku
telah bermandikan keringat. “Aahk Dino, Ines.. lemes.. gila.. keluarin Dino..”
pintaku memelas. “Yaa.. akh yak.. duh.. Nes.. aku keluarin.. huu.. enaak nonok
kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff..
oohk.. kamu hebat Nes..” Dino melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan
kontolnya sampai berbunyi, “Cepaak.. cepakk..” supaya kontolnya masuk lebih
dalam. Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontol
Dino dengan nonokku. “Ines juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Dino”. “Gila.. aahh..
aku juga.. keluaar.. haa.. enak..” Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali
semburan keras peju Dini yang hangat dinonokku. Dino tersenyum puas sambil
tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku yang telah terkulai
lemas di matras. Dino tetap dalam posisi memeluk aku dari belakang sementara
kontol Dino yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam nonokku, masih berada di
dalam nonok aku, belum menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi
nikmat.
0 komentar on 3 in 1 :
Post a Comment and Don't Spam!
Silahkan berkomentar dengan baik .
Jika ada link yang rusak atau ada permintaan silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan